Jumat, 19 Oktober 2012

Pesawat ini ikut memeriahkan Bandung Air Show pada September lalu.

VIVAnews - Pesawat tempur Hawk 100-200 yang jatuh di Pekanbaru sebelumnya pernah mendarat di Lapangan Udara Hussein Sastranegara Bandung saat event Bandung Air Show akhir September 2012 lalu. Sebelum ke Bandung, lima unit pesawat Hawk itu baru saja selesai menjalani misi latihan di Madiun. "Saat event BAS kemarin, semuanya ada lima unit pesawat Hawk. Di mana dua unit merupakan seri 200 dan 3 unit lainnya seri 100. Kami belum pastikan pesawat yang jatuh itu yang pernah mendarat di Bandung sesuai nomor lambung pesawatnya," kata Kepala Penerangan Lanud Husein Sastranegara Mayor Asniwati saat dihubungi VIVAnews, Selasa 16 Oktober 2012. Lima pesawat tempur Hawk mendarat di Bandung saat pelaksanaan event BAS 2012. Pesawat tempur Hawk 100/200 buatan British Aero Pacific, yang melintasi langit kota Bandung menandai dibukanya kegiatan Bandung air Show 2012 September lalu. Tim Hawk yang dipimpin oleh Letkol PNB Muhammad Yani Amirulah Ishak, terbang rendah di atas Lanud Husein Sastranegara, dengan berkecepatan 3.000 knot. Pesawat tempur jenis Hawk atau biasa dikenal Black Panther ini datang ke Bandung secara khusus untuk mengikuti kegiatan Bandung Air Show. "Kami sengaja datang. Setelah melakukan kegiatan latihan manuver maverick di Madiun, selain latihan kami juga rutin berpatroli keliling Indonesia," kata Gangster, nama lain dari Letkol PNB Muhammad Yani kepada wartawan beberapa waktu lalu. (umi)

Pesawat tempur TNI AU jatuh di Pekanbaru

Selasa, 16 Oktober 2012 11:50 WIB | 3869 Views Pesawat Hawk 200 Single Seater (satu kursi) milik TNI AU jatuh sekitar 3 km dari Bandara Sultan Syarief Kasim II Pekanbaru, Selasa (16/12). Letda Penerbang Reza yang menjadi pilot pesawat selamat setelah melakukan "eject" dengan kursi pelontar. (FOTO ANTARA/HO/Ozi) Beberapa pesawat sepertinya sedang latihan, satu pesawat terlihat berasap dan tiba-tiba menukik, suaranya keras seperti petir Pekanbaru (ANTARA News) - Sebuah pesawat tempur diduga jenis Hawk 200 milik TNI AU jatuh di Jalan Amal, Pasir Putih, Kecamatan Siak Hulu, Kabupaten Kampar, Selasa (16/10) sekitar pukul 09.30 WIB. "Beberapa pesawat sepertinya sedang latihan, satu pesawat terlihat berasap dan tiba-tiba menukik, suaranya keras seperti petir," kata warga setempat yang enggan ditulis namanya kepada ANTARA Riau. Masih menurut warga tersebut, pilot pesawat sempat keluar dengan kursi pelontar dan jatuh ke sebuah kolam di tak jauh lokasi kejadian. "Pilot namanya Reza, selamat ditolong, dan dibawa ke tempat Pak Kades," kata warga tersebut. Ratusan anggota TNI AU terlihat langsung melokalisir lokasi kejadian, dan melarang warga serta wartawan masuk. Bahkan, beberapa orang warga yang kebetulan tinggal dekat TKP dilarang menonton dan mengaku mengalami kekerasan fisik oleh Anggota TNI yang melakukan penjagaan. Salah seorang yang mengaku mengalami kekerasan aparat adalah MN (21) yang juga dirampas telefon genggamnya. Tak hanya warga, beberapa wartawan mengalami nasib serupa. Selain melakukan kekerasan, TNI juga merampas kamera dan berbagai alat peliputan milik wartawan.

Pesawat Jatuh di Pekanbaru karena Tua?

JAKARTA - Anggota Komisi I DPR Hayono Isman mengaku belum mendapat informasi secara lengkap terkait dengan jatuhnya pesawat milik TNI Angkatan Udara (AU) yang jatuh di kawasan Marpoyan, Kecamatan Marpoyan Damai, Pekanbaru, Riau beberapa saat lalu. Dia hanya memprediksi jika kemungkinan besar pesawat tersebut sudah tergolong pesawat tua. "Berarti pesawat tua," kata Hayono saat berbincang dengan wartawan di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Selasa (16/10/2012). Namun saat dimintai keterangan lebih jauh, politisi Partai Demokrat ini hanya mengatakan jika dirinya akan meminta keterangan terlebih dahulu dari pihak TNI AU untuk memastikan apa penyebab dari jatuhnya pesawat tersebut. "Biar saya pelajari dulu. Saya belum tahu dari TNI. Coba saya cek dulu," tutup Hayono. Sebelumnya, Sebuah pesawat diduga kuat milik TNI Angkatan Udara, jatuh di kawasan Marpoyan, Kecamatan Marpoyan Damai, Pekanbaru, Riau. Seorang warga Marpoyan yang juga saksi mata, Maurit Simanungkalit, mengatakan, pesawat jatuh sekira pukul 10.10 WIB. Pesawat, kata dia, sempat berputar-putar di udara tidak lama kemudian jatuh. Belum diketahui pasti jenis pesawat tersebut. “Pilotnya sempat loncat dari pesawat menggunakan parasut kemudian terdengar ledakan keras disertai dengan api dan kepulan asap hitam,” kata Maurit kepada Okezone, Selasa (16/10/2012). Setelah pesawat jatuh ada sebuah pesawat yang mengitari lokasi tersebut.

Warga Kecam Sikap Brutal Personil TNI AU

Sejumlah wartawan dan warga babak beluR jadi korban amuk personil TNI AU. Warga mengecam sikap brutal tersebut saat mengamankan lokasi pesawat jatuh. Riauterkini-PEKANBARU- Banyak warga menyayangkan tindakan aparat TNI Angkatan Udara saat melakukan pengamanan pesawat jatuh dinilai sangat berlebihan dalam melakukan pengamanan terhadap lokasi jatuhnya pesawat milik TNI Angkatan Udara di perumahan warga RT 04/02 Dusun Becah Rimbat, Desa Pandau Jaya, Kecamatan Siak Hulu, Kabupaten kampar. Seperti yang diungkapkan salah satu warga masyarakat bernama Edi Jon (50 tahun) yang melihat langsung saat pesawat jatuh. Katanya, pihak TNI AU memukuli wartawan dan warga masyarakat yang berusaha mencoba meliput dan mengambil photo di lokasi pesawat jatuh. "Bukan hanya kamera dan handphone nya saja yang dirampas, tapi juga mereka dipukuli sampai ada yang luka parah. Tindakan mereka benar-benar seperti tidak berprikemanusian," kesalnya. Menurutnya, kalau memang warga maupun wartawan tidak dibolehkan mengambil photo maupun meliput. Tapi katanya, jangan sampai memukul dan melukai orang lain, seperti yang dilakukan TNI AU. "Kita sangat menyayangkan tindakan aparat TNI AU yang melakukan tindakan pemukulan, dan ini sudah sangat berlebihan sekali sampai ada yang luka-luka," ujarnya. Hal senada juga diungkapkan salah satu warga yang tidak mau disebutkan identitasnya. Menurutnya, apa yang dilakukan aparat TNI AU dalam melakukan pengamanan lokasi pesawat jatuh sangat berlebihan dan cendrung ke arah brutal. "Mereka tidak segan-segan menyeret dan menginjak warga maupun wartawan yang berusaha meliput," ujarnya. Harapannya, semua aparat yang melakukan tindakan berlebihan sehingga mengakibatkan korban luka-luka bagi warga dan wartawan harus ditindak tegas agar hal seperti ini tidak terjadi lagi. "Tentunya kita ingin aparat penegak hukum mengusut penganiananya ini, dengan adanya korban luka-luka. Apakah itu dari wartawan maupun warga," sebutnya.***(jor) Keterangan Foto: Fernando, mahasiswa UIR korban pemukulan TNI AU di lokasi pesawat jatuh. Nampak bibirnya masih berdarah.

Ini Alasan Tentara Larang Wartawan Memotret Pesawat Jatuh

SERAMBI/M ANSHARPesawat tempur mendarat di landasan pacu Bandara Sultan Iskandar Muda, Blangbintang, Aceh Besar, Senin (25/4). Empat pesawat tempur jenis Hawk 100/200 milik TNI AU, melakukan latihan pertahanan udara di wilayah Aceh meliputi pantai barat, selatan, dan timur yang dimulai sejak 21 hingga 29 April 2011. PEKANBARU, KOMPAS.com — Hingga Selasa (16/10/2012) siang, puluhan wartawan yang ingin mengambil gambar pesawat tempur yang jatuh di Riau masih dibatasi. Tentara menjaga ketat akses ke lokasi, sementara warga yang ingin tahu tampak berkerumun di sekitar lokasi jatuhnya pesawat. Sebelumnya, beberapa wartawan yang mencoba menerobos masuk untuk mengambil gambar pesawat jatuh dilarang, bahkan dipukul oknum anggota TNI. "Kenapa kalian liput derita kami," kata seorang petugas saat memukul beberapa wartawan. Setidaknya ada tiga wartawan yang terkena pukulan. Mereka adalah wartawan TVOne yang dipukul dan kameranya disita. Demikian juga dengan Didik dan Rian, fotografer harian Riau Pos dan LKBN Antara. Selain dipukul, kamera keduanya juga disita. Tidak hanya wartawan yang mengalami tindak kekerasan. Dua mahasiswa Universitas Islam Riau yang mencoba mengambil foto dengan kamera telepon genggam juga ditinju tentara hingga bibir salah seorang dari keduanya pecah. Pesawat jenis Hawk 200 milik TNI AU jatuh di kawasan Pasir Putih, Pandau, Kabupaten Kampar, Riau, Selasa sekitar pukul 09.30 WIB. Tidak ada korban jiwa dalam insiden ini. Pilot pesawat, Letda Reza Yori Prasetio, selamat setelah keluar dengan kursi lontar dan jatuh di area kolam sekitar permukiman sebelum pesawat jatuh. (Tribun Pekanbaru/Rinal Sagita)